30 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Diduga Ada Hubungan dengan Teroris Filipina

Foto: Kepolisian RI
Ichwan Nurul Salam (kiri) dan Solihin, dkduga sebagai tersangka pembom Jakarta. Polisi mencoba untuk memverifikasi rincian pribadi tersangka.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perburuan terhadap kelompok penebar teror di Kampung Melayu terus menggelinding. Kemarin (8/6), Densus 88 Antiteror Polri kembali membeberkan penangkapan terhadap 8 terduga teroris dari Medan dan Banten.

Dari 8 orang tersebut, 3 orang ditangkap di Medan. Mereka berinisial R (37 tahun), J (41 Tahun), dan A (46 tahun). Empat orang ditangkap di  Serang, Banten berinisial S (45 tahun), K (42 tahun), A (35 tahun), serta EM (52 Tahun).  Sementara satu orang lainnya berinisial SU, ditangkap dari Cilegon.

Kabid Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul dalam keterangannya di Mabes Polri Kemarin memastikan bahwa 8 orang yang ditangkap berasal dari kelompok Jamaah Anshorud Daulah (JAD). Kelompok asal dua pelaku bom di Kampung Melayu Mei lalu.

Hingga saat ini, Polri masih menyelidik keterlibatan dan peran orang-orang tersebut dalam aksi-aksi teror. Anggota kelompok JAD tercatat beberapa kali terlibat aksi terorisme. Di antaranya di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta serta di halaman Mapolresta Solo tahun lalu. “Terakhir di Kampung Melayu kemarin,” kata Martinus.

Martinus menjelaskan, Penangkapan seluruh jaringan JAD adalah bagian dari upaya pencegahan yang dilakukan oleh Polisi agar anggota kelompok ini tidak bisa lagi mengulangi aksi-aksi lainnya. “Biasanya mereka memang menyerang pihak kepolisian,” katanya.

Selain itu, Polri kini semakin mewaspadai merembetnya konflik di Marawi, Filipina. Sebagaimana yang diberitakan, salah satu dari kelompok Maute yang melawan pemerintah Filipina berasal dari Indonesia. Tidak menutup kemungkinan bahwa ada hubungan kuat antara kelompok teroris di Indonesia dengan kelompok pemberontak di Filipina.

Dari penangkapan tersangka RS di Jogjakarta beberapa waktu lalu, terungkap bahwa yang bersangkutan telah dua kali mengirimkan bantuan  uang senilai USD 7.500. “RS mengirimkan uang dua kali  juga beberapa bentuk fasilitas lain,” sebut Martinus.

Polri juga akan terus mengembangkan kerjasama dengan otoritas Filipina untuk mengungkap siapa saja orang-orang Indonesia yang memiliki hubungan dengan para teroris di Marawi. Penindakan dan penangkapan akan dilakukan pada mereka yang dikategorikan punya hubungan dengan kelompok Maute. “Indonesia dan Filipina butuh saling bertukar informasi,” kata Martinus.

Foto: Kepolisian RI
Ichwan Nurul Salam (kiri) dan Solihin, dkduga sebagai tersangka pembom Jakarta. Polisi mencoba untuk memverifikasi rincian pribadi tersangka.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perburuan terhadap kelompok penebar teror di Kampung Melayu terus menggelinding. Kemarin (8/6), Densus 88 Antiteror Polri kembali membeberkan penangkapan terhadap 8 terduga teroris dari Medan dan Banten.

Dari 8 orang tersebut, 3 orang ditangkap di Medan. Mereka berinisial R (37 tahun), J (41 Tahun), dan A (46 tahun). Empat orang ditangkap di  Serang, Banten berinisial S (45 tahun), K (42 tahun), A (35 tahun), serta EM (52 Tahun).  Sementara satu orang lainnya berinisial SU, ditangkap dari Cilegon.

Kabid Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul dalam keterangannya di Mabes Polri Kemarin memastikan bahwa 8 orang yang ditangkap berasal dari kelompok Jamaah Anshorud Daulah (JAD). Kelompok asal dua pelaku bom di Kampung Melayu Mei lalu.

Hingga saat ini, Polri masih menyelidik keterlibatan dan peran orang-orang tersebut dalam aksi-aksi teror. Anggota kelompok JAD tercatat beberapa kali terlibat aksi terorisme. Di antaranya di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta serta di halaman Mapolresta Solo tahun lalu. “Terakhir di Kampung Melayu kemarin,” kata Martinus.

Martinus menjelaskan, Penangkapan seluruh jaringan JAD adalah bagian dari upaya pencegahan yang dilakukan oleh Polisi agar anggota kelompok ini tidak bisa lagi mengulangi aksi-aksi lainnya. “Biasanya mereka memang menyerang pihak kepolisian,” katanya.

Selain itu, Polri kini semakin mewaspadai merembetnya konflik di Marawi, Filipina. Sebagaimana yang diberitakan, salah satu dari kelompok Maute yang melawan pemerintah Filipina berasal dari Indonesia. Tidak menutup kemungkinan bahwa ada hubungan kuat antara kelompok teroris di Indonesia dengan kelompok pemberontak di Filipina.

Dari penangkapan tersangka RS di Jogjakarta beberapa waktu lalu, terungkap bahwa yang bersangkutan telah dua kali mengirimkan bantuan  uang senilai USD 7.500. “RS mengirimkan uang dua kali  juga beberapa bentuk fasilitas lain,” sebut Martinus.

Polri juga akan terus mengembangkan kerjasama dengan otoritas Filipina untuk mengungkap siapa saja orang-orang Indonesia yang memiliki hubungan dengan para teroris di Marawi. Penindakan dan penangkapan akan dilakukan pada mereka yang dikategorikan punya hubungan dengan kelompok Maute. “Indonesia dan Filipina butuh saling bertukar informasi,” kata Martinus.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/