23.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Konversi Pembangkit Listrik Tanpa BBM

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Pekerja berdiri di depan mesin turbin pembangkit listrik di Pulau Naga Putri Sicanang Kecamatan Medan Belawan, Rabu (13/8). Masyarakat di daerah Sumatera Utara terancam kembali mengalami pemadaman listrik secara bergilir. Kemungkinan pemadaman per 3 jam setiap harinya itu, terpaksa diberlakukan PT PLN (Pesero) Sumut seiring pengurangan 50 persen jatah pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dari PT Pertamina (Persero).
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Pekerja berdiri di depan mesin turbin pembangkit listrik di Pulau Naga Putri Sicanang Kecamatan Medan Belawan, Rabu (13/8). Masyarakat di daerah Sumatera Utara terancam kembali mengalami pemadaman listrik secara bergilir.

SUMUTPOS.CO – Perusahaan Listrik Negara (PLN) didesak segera mengatasi pemadaman listrik bergilir di Sumatera Utara, yang diduga kembali terjadi karena rusaknya 7 mesin pembangkit di Belawan. Caranya, dengan melakukan perbaikan terhadap pembangkit-pembangkit yang menggunakan panas bumi atau sumber-sumber energi lain yang cukup melimpah di Sumatera Utara. Atau mengganti pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dengan sumber energi lain.

“Kalau pembangkit yang rusak masih menggunakan BBM, segera diganti dengan pembangkit yang menggunakan sumber energi yang banyak di daerah itu. Misalnya panas bumi. Di Sumut juga air cukup melimpah. Jadi bisa ditingkatkan pembangkit listrik tenaga air,” ujar anggota Komisi VII DPR RI, Satya Widya Yudha, di Jakarta, Senin (8/9).

Selain mengganti mesin pembangkit dengan yang menggunakan panas bumi, untuk Indonesia saat ini katanya, juga dimungkinkan memperbanyak pembangkit listrik berbahan baku batubara. Karena batubara masih sangat melimpah di Indonesia.

“Di Indonesia ini masih 62 persen penduduk yang dialiri listrik. Kita berharap beberapa tahun ke depan 100 persen sudah teraliri semua. Tapi harus menggunakan pembangkit-pembangkit yang efisien. Kalau masih menggunakan diesel atau menggunakan BBM, maka tetap boros. Karena biaya pokok penyediaan (BPP) meningkat, berarti subsidi listrik membengkak. Jadi harus mulai dikonversi ke batubara dan gas,” katanya.

Politisi Partai Golkar ini menilai, kalau untuk menjawab kebutuhan listrik di Sumut PLN tetap memasok pembangkit bertenaga BBM, maka diyakini tetap tidak akan efektif menjawab persoalan yang ada. Pasalnya, langkah tersebut tetap merupakan pemborosan. Mengingat biaya yang dikeluarkan jauh lebih tinggi dari BPP. “Listrik memang bisa menyala, tapi kan negara yang membiayai semuanya itu. Kecuali harga listrik 100 persen tidak subsidi lagi. Makanya harus segera didorong konversi berbahan energi melimpah di Sumut,” katanya.

Saat ditanya bagaimana dengan sumber listrik yang dimiliki PT Inalum saat ini, dapatkah dimanfaatkan mengatasi kebutuhan listrik di Sumut? Satya menilai memungkinkan. Pasalnya, banyak kelebihan listrik yang dihasilkan perusahaan BUMN tersebut selama ini tidak terdistribusi kepada masyarakat.

“Kita sudah berkali-kali kritisi. Kalau ada permintaan, kita bisa menjembatani PLN dengan Inalum. Bahkan kita juga waktu berkunjung ke sana, minta agar kerjasama kedua lembaga dapat dilakukan lebih baik lagi. PLN juga saya kira bisa membuat pembangkit listrik tenaga air kalau memang Inalum tidak memberikan. Jadi kerjasama memungkinkan guna menjawab kebutuhan masyarakat,” katanya. (gir/

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Pekerja berdiri di depan mesin turbin pembangkit listrik di Pulau Naga Putri Sicanang Kecamatan Medan Belawan, Rabu (13/8). Masyarakat di daerah Sumatera Utara terancam kembali mengalami pemadaman listrik secara bergilir. Kemungkinan pemadaman per 3 jam setiap harinya itu, terpaksa diberlakukan PT PLN (Pesero) Sumut seiring pengurangan 50 persen jatah pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dari PT Pertamina (Persero).
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Pekerja berdiri di depan mesin turbin pembangkit listrik di Pulau Naga Putri Sicanang Kecamatan Medan Belawan, Rabu (13/8). Masyarakat di daerah Sumatera Utara terancam kembali mengalami pemadaman listrik secara bergilir.

SUMUTPOS.CO – Perusahaan Listrik Negara (PLN) didesak segera mengatasi pemadaman listrik bergilir di Sumatera Utara, yang diduga kembali terjadi karena rusaknya 7 mesin pembangkit di Belawan. Caranya, dengan melakukan perbaikan terhadap pembangkit-pembangkit yang menggunakan panas bumi atau sumber-sumber energi lain yang cukup melimpah di Sumatera Utara. Atau mengganti pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dengan sumber energi lain.

“Kalau pembangkit yang rusak masih menggunakan BBM, segera diganti dengan pembangkit yang menggunakan sumber energi yang banyak di daerah itu. Misalnya panas bumi. Di Sumut juga air cukup melimpah. Jadi bisa ditingkatkan pembangkit listrik tenaga air,” ujar anggota Komisi VII DPR RI, Satya Widya Yudha, di Jakarta, Senin (8/9).

Selain mengganti mesin pembangkit dengan yang menggunakan panas bumi, untuk Indonesia saat ini katanya, juga dimungkinkan memperbanyak pembangkit listrik berbahan baku batubara. Karena batubara masih sangat melimpah di Indonesia.

“Di Indonesia ini masih 62 persen penduduk yang dialiri listrik. Kita berharap beberapa tahun ke depan 100 persen sudah teraliri semua. Tapi harus menggunakan pembangkit-pembangkit yang efisien. Kalau masih menggunakan diesel atau menggunakan BBM, maka tetap boros. Karena biaya pokok penyediaan (BPP) meningkat, berarti subsidi listrik membengkak. Jadi harus mulai dikonversi ke batubara dan gas,” katanya.

Politisi Partai Golkar ini menilai, kalau untuk menjawab kebutuhan listrik di Sumut PLN tetap memasok pembangkit bertenaga BBM, maka diyakini tetap tidak akan efektif menjawab persoalan yang ada. Pasalnya, langkah tersebut tetap merupakan pemborosan. Mengingat biaya yang dikeluarkan jauh lebih tinggi dari BPP. “Listrik memang bisa menyala, tapi kan negara yang membiayai semuanya itu. Kecuali harga listrik 100 persen tidak subsidi lagi. Makanya harus segera didorong konversi berbahan energi melimpah di Sumut,” katanya.

Saat ditanya bagaimana dengan sumber listrik yang dimiliki PT Inalum saat ini, dapatkah dimanfaatkan mengatasi kebutuhan listrik di Sumut? Satya menilai memungkinkan. Pasalnya, banyak kelebihan listrik yang dihasilkan perusahaan BUMN tersebut selama ini tidak terdistribusi kepada masyarakat.

“Kita sudah berkali-kali kritisi. Kalau ada permintaan, kita bisa menjembatani PLN dengan Inalum. Bahkan kita juga waktu berkunjung ke sana, minta agar kerjasama kedua lembaga dapat dilakukan lebih baik lagi. PLN juga saya kira bisa membuat pembangkit listrik tenaga air kalau memang Inalum tidak memberikan. Jadi kerjasama memungkinkan guna menjawab kebutuhan masyarakat,” katanya. (gir/

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/