25.6 C
Medan
Friday, May 3, 2024

7 Hal Ini Dilakukan Teroris selama Penyanderaan

Suasana di Mako Brimob usai rusuh napi di rutan yang menewaskan 5 orang anggota brimob dan 1 orang teroris.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 156 teroris yang ditahan di dalam Rutan Mako Brimob menyandera sembilan polisi. Tragedi penyanderaan itu berakhir setelah urang-lebih 36 jam.

Para teroris rupanya tak hanya menyandera polisi. Mereka juga melakukan banyak hal selama dua malam itu. Apa saja?

  1. Mengamuk soal Makanan

Seorang napi bernama Wawan menanyakan ihwal makanan dari keluarganya. Napi lain pun tersulut emosinya.

“Siang atau sore, ini kan ada makanan yang dititip keluarga. Katanya nitip ke Pak Budi (petugas). Pak Budi sedang tidak tugas atau sedang keluar, jadi dicari-cari nggak ada. Dia bikin ribut, goyang-goyang, si Wawan (menanyakan) mana titipan makanannya. Ribut, ribut, sehingga memicu yang lain,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada wartawan di Mako Brimob, Depok, Rabu (9/5/2018).

  1. Menjebol Tembok untuk Rebut Senjata

Dalam melakukan kerusuhan dan penyanderaan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, para narapidana teroris tersebut menggunakan senjata. Dari mana senjata itu didapatkan?

Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan para napi teroris tersebut melakukan penjebolan di dalam rutan. Para napi itu menggunakan berbagai barang yang mereka temukan untuk menjebol sekat.

“Senjata dia dapat dari mana-mana, kan dia jebol ini ke mana-mana. Dia dapat kaca dipecahkan, dia dapat besi, dia dapat apa, ini kan dijebol semua,” kata Syafruddin di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018).

  1. Live di Instagram

Para narapidana teroris sempat melakukan siaran langsung (live) di media sosial Instagram. Dari mana para napi itu mendapat ponsel untuk live Instagram?

Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan ponsel tersebut didapat dari hasil rampasan terhadap anggota Polri yang bertugas di rutan tersebut.

“Itu rampasan. Iya (punya anggota),” kata Syafruddin di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018).

  1. Menyandera Polisi

Para teroris itu menyandera sembilan polisi. Empat polisi berhasil dievakuasi, namun kondisinya cedera dan dilarikan ke RS Bhayangkara. Lima lainnya gugur dengan luka parah. Sementara itu, seorang polisi berhasil dibebaskan setelah 29 jam disandera.

  1. Menyiksa Polisi sampai Tak Bernyawa

Lima polisi gugur setelah disandera napi teroris di Mako Brimob. Mayoritas korban tewas dibacok di bagian leher.

“Yang jelas, dari lima rekan yang gugur, mayoritas luka akibat senjata tajam di leher. Saya ulangi, akibat senjata tajam di leher. Luka itu sangat dalam,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen M Iqbal.

Iqbal menyebut mayoritas korban mengalami luka akibat senjata tajam di leher bagian belakang. “Seperti luka dibacok,” katanya.

  1. Merakit Bom

Wakapolri Komjen Syafruddin menyatakan ledakan yang terdengar di Mako Brimob pagi ini adalah proses sterilisasi. Menurut Syafruddin, para napi sempat merakit bom.

“Mereka selama 40 jam melakukan penyanderaan dan mereka melakukan kegiatan-kegiatan perakitan bom dan sebagainya. Itu tadi yang diledakkan adalah hasil-hasil bom yang sudah dirakit,” kata Syafruddin di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018).

  1. Bertukar Sandera dengan Makanan

Bripka Iwan Sarjana berhasil dibebaskan dari penyanderaan di Mako Brimob pada Kamis (10/5/2018) sekitar pukul 00.40 WIB. Pembebasan Iwan dilakukan setelah polisi melakukan penawaran.

“(Penawaran) makanan, mereka minta makanan, maka kita bujuk mereka mau membebaskan,” kata Irjen Setyo Wasisto. (net)

Suasana di Mako Brimob usai rusuh napi di rutan yang menewaskan 5 orang anggota brimob dan 1 orang teroris.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 156 teroris yang ditahan di dalam Rutan Mako Brimob menyandera sembilan polisi. Tragedi penyanderaan itu berakhir setelah urang-lebih 36 jam.

Para teroris rupanya tak hanya menyandera polisi. Mereka juga melakukan banyak hal selama dua malam itu. Apa saja?

  1. Mengamuk soal Makanan

Seorang napi bernama Wawan menanyakan ihwal makanan dari keluarganya. Napi lain pun tersulut emosinya.

“Siang atau sore, ini kan ada makanan yang dititip keluarga. Katanya nitip ke Pak Budi (petugas). Pak Budi sedang tidak tugas atau sedang keluar, jadi dicari-cari nggak ada. Dia bikin ribut, goyang-goyang, si Wawan (menanyakan) mana titipan makanannya. Ribut, ribut, sehingga memicu yang lain,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada wartawan di Mako Brimob, Depok, Rabu (9/5/2018).

  1. Menjebol Tembok untuk Rebut Senjata

Dalam melakukan kerusuhan dan penyanderaan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, para narapidana teroris tersebut menggunakan senjata. Dari mana senjata itu didapatkan?

Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan para napi teroris tersebut melakukan penjebolan di dalam rutan. Para napi itu menggunakan berbagai barang yang mereka temukan untuk menjebol sekat.

“Senjata dia dapat dari mana-mana, kan dia jebol ini ke mana-mana. Dia dapat kaca dipecahkan, dia dapat besi, dia dapat apa, ini kan dijebol semua,” kata Syafruddin di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018).

  1. Live di Instagram

Para narapidana teroris sempat melakukan siaran langsung (live) di media sosial Instagram. Dari mana para napi itu mendapat ponsel untuk live Instagram?

Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan ponsel tersebut didapat dari hasil rampasan terhadap anggota Polri yang bertugas di rutan tersebut.

“Itu rampasan. Iya (punya anggota),” kata Syafruddin di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018).

  1. Menyandera Polisi

Para teroris itu menyandera sembilan polisi. Empat polisi berhasil dievakuasi, namun kondisinya cedera dan dilarikan ke RS Bhayangkara. Lima lainnya gugur dengan luka parah. Sementara itu, seorang polisi berhasil dibebaskan setelah 29 jam disandera.

  1. Menyiksa Polisi sampai Tak Bernyawa

Lima polisi gugur setelah disandera napi teroris di Mako Brimob. Mayoritas korban tewas dibacok di bagian leher.

“Yang jelas, dari lima rekan yang gugur, mayoritas luka akibat senjata tajam di leher. Saya ulangi, akibat senjata tajam di leher. Luka itu sangat dalam,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen M Iqbal.

Iqbal menyebut mayoritas korban mengalami luka akibat senjata tajam di leher bagian belakang. “Seperti luka dibacok,” katanya.

  1. Merakit Bom

Wakapolri Komjen Syafruddin menyatakan ledakan yang terdengar di Mako Brimob pagi ini adalah proses sterilisasi. Menurut Syafruddin, para napi sempat merakit bom.

“Mereka selama 40 jam melakukan penyanderaan dan mereka melakukan kegiatan-kegiatan perakitan bom dan sebagainya. Itu tadi yang diledakkan adalah hasil-hasil bom yang sudah dirakit,” kata Syafruddin di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018).

  1. Bertukar Sandera dengan Makanan

Bripka Iwan Sarjana berhasil dibebaskan dari penyanderaan di Mako Brimob pada Kamis (10/5/2018) sekitar pukul 00.40 WIB. Pembebasan Iwan dilakukan setelah polisi melakukan penawaran.

“(Penawaran) makanan, mereka minta makanan, maka kita bujuk mereka mau membebaskan,” kata Irjen Setyo Wasisto. (net)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/