25 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

PSSI Bela Keputusan Komdis

Pemain Mitra Kukar merayakan gol saat melawn Bhayangkara.  Gol tersebut tidak berarti karena Mitra Kukar dianggap kalah WO .DONNY ADITYA/KALTIM POST

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PSSI telah mengumumkan sikap resmi terkait sanksi kekalahan WO untuk Mitra Kukar saat menghadapi Bhayangkara FC pada (3/11). Mereka menyebut putusan Komdis PSSI tersebut sudah benar.

Mitra Kukar menurut PSSI terbukti telah melanggar dengan memainkan Momo Sissoko yang sedang menjalani masa hukuman larangan dua kali bermain.

Dalam keputusan Komdis PSSI pada 28 Oktober 2017, Sissoko dilarang tampil dalam dua laga, yakni saat melawan Bhayangkara FC pada 3 November dan Persiba Balikpapan pada 11 November.

“PSSI harus melindungi aspek integrity, profesionalisme klub dan quality of the game. Surat keputusan sudah dikirim, otomatis hukumannya berlaku dan harus dihormati,” kata Sekjen PSSI, Ratu Tisha, di kantor PSSI, Kamis (9/11)

Putusan tersebut menurut Tisha telah sesuai dengan Regulasi Liga 1 Pasal 57 tentang kartu kuning dan merah yang termaktub pada ayat 13 dan 14. Dalam aturan itu, disebutkan bahwa tentang kartu kuning dan kartu merah mengikuti aturan yang ditetapkan dalam kode displin.

Di sisi lain, PSSI menganggap sanksi sudah tepat karena salinan keputusan telah disampaikan secara resmi kepada Mitra Kukar pada 31 Oktober.

Kareena itulah, status Sissoko jelas tidak boleh dimainkan pada laga melawan Bhayangkara. Tapi Mitra Kukar memainkan Sissoko dan skor berakhir 1-1. Dengan putusan Komdis, skor itu gugur dan Mitra Kukar dianggap kalah 3-0.

Dalam surat nomor 112/L1/SK/KD-PSSI/X/2017 yang ditandatangani Ketua Komite Disiplin PSSI, Asep Edwin Firdaus, disebutkan selain kalah WO atau 0-3, mereka juga harus membayar denda Rp 100 juta

PSSI menilai, klub harus mengedepankan integritas dan profesionalisme. Manajemen klub bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap kartu kuning dan/atau kartu merah serta status hukuman yang diterima oleh pemain dan ofisial masing-masing klub harus memonitor siapa saja yang berhak untuk terlibat dalam pertandingan. (dkk/jpg/dek)

 

Pemain Mitra Kukar merayakan gol saat melawn Bhayangkara.  Gol tersebut tidak berarti karena Mitra Kukar dianggap kalah WO .DONNY ADITYA/KALTIM POST

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PSSI telah mengumumkan sikap resmi terkait sanksi kekalahan WO untuk Mitra Kukar saat menghadapi Bhayangkara FC pada (3/11). Mereka menyebut putusan Komdis PSSI tersebut sudah benar.

Mitra Kukar menurut PSSI terbukti telah melanggar dengan memainkan Momo Sissoko yang sedang menjalani masa hukuman larangan dua kali bermain.

Dalam keputusan Komdis PSSI pada 28 Oktober 2017, Sissoko dilarang tampil dalam dua laga, yakni saat melawan Bhayangkara FC pada 3 November dan Persiba Balikpapan pada 11 November.

“PSSI harus melindungi aspek integrity, profesionalisme klub dan quality of the game. Surat keputusan sudah dikirim, otomatis hukumannya berlaku dan harus dihormati,” kata Sekjen PSSI, Ratu Tisha, di kantor PSSI, Kamis (9/11)

Putusan tersebut menurut Tisha telah sesuai dengan Regulasi Liga 1 Pasal 57 tentang kartu kuning dan merah yang termaktub pada ayat 13 dan 14. Dalam aturan itu, disebutkan bahwa tentang kartu kuning dan kartu merah mengikuti aturan yang ditetapkan dalam kode displin.

Di sisi lain, PSSI menganggap sanksi sudah tepat karena salinan keputusan telah disampaikan secara resmi kepada Mitra Kukar pada 31 Oktober.

Kareena itulah, status Sissoko jelas tidak boleh dimainkan pada laga melawan Bhayangkara. Tapi Mitra Kukar memainkan Sissoko dan skor berakhir 1-1. Dengan putusan Komdis, skor itu gugur dan Mitra Kukar dianggap kalah 3-0.

Dalam surat nomor 112/L1/SK/KD-PSSI/X/2017 yang ditandatangani Ketua Komite Disiplin PSSI, Asep Edwin Firdaus, disebutkan selain kalah WO atau 0-3, mereka juga harus membayar denda Rp 100 juta

PSSI menilai, klub harus mengedepankan integritas dan profesionalisme. Manajemen klub bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap kartu kuning dan/atau kartu merah serta status hukuman yang diterima oleh pemain dan ofisial masing-masing klub harus memonitor siapa saja yang berhak untuk terlibat dalam pertandingan. (dkk/jpg/dek)

 

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/