26.7 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Incar Wisman Asia Tenggara, Kemenpar Gelar Bimtek Sinkronisasi di Solo

Turis Asia di Bali. Kemenpar incari turis Asia Tenggara agar datang ke Indonesia.

SOLO, SUMUTPOS.CO – Setelah Kota Semarang, dan para pelaku usaha dan komunitas Pentahelix Jawa Tengah yang menjadi tempat Bimtek — Bimbingan Teknis–, kini giliran Solo. Temanya: Sinkronisasi Promosi Pariwisata Pasar Asia Tenggara yang digelar di Sunan Hotel, Solo, Jawa Tengah, 31 Mei-1 Juni 2017.

Bimtek yang melibatkan Pentahelix –Academician, Business, Community, Government, Media– ini untuk mendukung pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. “Untuk mendatangkan wisman ke tanah air ini banyak kendala, termasuk pemahaman mitra tentang kegiatan promosi luar negeri yang harus diselaraskan,” ujar Deputi Bidang Pemasaran Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana didampingi Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Rizki Handayani, Rabu (31/5).

“Belum punya perspektif yang sama, terhadap promosi ke pasar ASEAN ini. Padahal, itu adalah pasar yang paling dekat, paling masuk akan untuk direbut. Masing-masing mitra berjalan dengan program terpisah. Kondisi tersebut mendorong dilaksanakannya kegiatan Bimtek mengenai Sinkronisasi antar lembaga ini,” lanjut Pitana.

Dalam Bimtek kali ini, terang Pitana, dimaksudkan untuk memberikan perspektif dan arah yang sama tentang program promosi Pariwisata di Asia Tenggara. Selain itu juga untuk memahami potensi destinasi-destinasi wisata di Jawa Tengah bagi pangsa pasar Asia Tenggara.

“Ini juga penting untuk memahami mekanisme promosi pariwisata Indonesia melalui sosial media, meningkatkan efektivitas partisipasi Dinas Pariwisata pada penyelenggaraan event di Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara dan memahami pengembangan destinasi dan atraksi yang layak jual di pasar Asia Tenggara,” terang Pitana.

Menurut Pitana, strategi pemasaran pariwisata di mancanegara pada 2017 lebih banyak menitikberatkan pada kegiatan hard selling, terutama melalui pelaksanaan pameran dan misi penjualan. Untuk periode Januari hingga Desember 2017, Kemenpar mengadakan 54 kali kegiatan hard selling ke luar negeri.

Pitana memerinci, 54 hard selling itu terdiri dari 30 kegiatan pameran dan 24 misi penjualan. “Selain itu, untuk tetap mem-back up bobot hard selling, kami juga akan beraktivitas promosi dalam 30  festival dan menyelenggarakan 51 kali familiarization trip atau yang biasa kami sebut dengan fam trip,” katanya.

Turis Asia di Bali. Kemenpar incari turis Asia Tenggara agar datang ke Indonesia.

SOLO, SUMUTPOS.CO – Setelah Kota Semarang, dan para pelaku usaha dan komunitas Pentahelix Jawa Tengah yang menjadi tempat Bimtek — Bimbingan Teknis–, kini giliran Solo. Temanya: Sinkronisasi Promosi Pariwisata Pasar Asia Tenggara yang digelar di Sunan Hotel, Solo, Jawa Tengah, 31 Mei-1 Juni 2017.

Bimtek yang melibatkan Pentahelix –Academician, Business, Community, Government, Media– ini untuk mendukung pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. “Untuk mendatangkan wisman ke tanah air ini banyak kendala, termasuk pemahaman mitra tentang kegiatan promosi luar negeri yang harus diselaraskan,” ujar Deputi Bidang Pemasaran Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana didampingi Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Rizki Handayani, Rabu (31/5).

“Belum punya perspektif yang sama, terhadap promosi ke pasar ASEAN ini. Padahal, itu adalah pasar yang paling dekat, paling masuk akan untuk direbut. Masing-masing mitra berjalan dengan program terpisah. Kondisi tersebut mendorong dilaksanakannya kegiatan Bimtek mengenai Sinkronisasi antar lembaga ini,” lanjut Pitana.

Dalam Bimtek kali ini, terang Pitana, dimaksudkan untuk memberikan perspektif dan arah yang sama tentang program promosi Pariwisata di Asia Tenggara. Selain itu juga untuk memahami potensi destinasi-destinasi wisata di Jawa Tengah bagi pangsa pasar Asia Tenggara.

“Ini juga penting untuk memahami mekanisme promosi pariwisata Indonesia melalui sosial media, meningkatkan efektivitas partisipasi Dinas Pariwisata pada penyelenggaraan event di Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara dan memahami pengembangan destinasi dan atraksi yang layak jual di pasar Asia Tenggara,” terang Pitana.

Menurut Pitana, strategi pemasaran pariwisata di mancanegara pada 2017 lebih banyak menitikberatkan pada kegiatan hard selling, terutama melalui pelaksanaan pameran dan misi penjualan. Untuk periode Januari hingga Desember 2017, Kemenpar mengadakan 54 kali kegiatan hard selling ke luar negeri.

Pitana memerinci, 54 hard selling itu terdiri dari 30 kegiatan pameran dan 24 misi penjualan. “Selain itu, untuk tetap mem-back up bobot hard selling, kami juga akan beraktivitas promosi dalam 30  festival dan menyelenggarakan 51 kali familiarization trip atau yang biasa kami sebut dengan fam trip,” katanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/