30.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Sinabung Mulai Tenang, 9.965 Ha Pertanian Rusak

Gunung Sinabung saat erupsi besar, Rabu (2/8/2017) pagi.

KARO, SUMUTPOS.CO – Sehari setelah erupsi dahsyat disertai luncuran awan panas sejauh 4,5 km, aktivitas vulkanik Gunung Sinabung kembali tenang. Hingga Kamis (3/8) sore, gunung api yang masih berstatus awas level IV itu tak ada mengalami erupsi. Namun tadi malam sekira pukul 22.06 WIB, terjadi erupsi lagi. Visula tertutup kabut, angin lemah sedang kea rah Timur-Tenggara, Amplitudo 70 mm dengan lama gempa 707 detik.

Gunung yang mulai meletus pada akhir 2010 lalu itu, kemarin hanya mengalami guguran awan panas sebanyak satu kali. “Hari ini Sinabung belum ada mengalami erupsi. Hanya ada guguran awan panas tadi pagi sekitar pukul 5 subuh. Itupun hanya satu kali, Sinabung mulai terlihat tenang,” kata Armen Putra, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung saat dihubungl Sumut Pos, Kamis (3/8) petang.

Meski sudah tenang, namun Armen menegaskan, aktivitas vulkanik dan kegempaan Gunung Sinabung masih sangat tinggi. Karena itu, pihaknya tak bisa memastikan soal sampai kapan gunung tersebut akan tetap bersikap tenang. “Statusnya masih Awas Level IV, kegempaan dan aktivitas vulkaniknya juga masih tinggi. Jadi gunung ini bisa saja sewaktu-waktu erupsi lagi. Memang sangat sulit kita memprediksinya,” aku Armen.

Sementara itu, hasil pemantauan pihaknya, hingga kemarin belum ada tanda-tanda akan terjadinya banjir lahar dingin yang sebelumnya dikawatirkan BNPB bakal terjadi di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung.  “Banjir lahar akan terjadi kalau hujan deras, sekarang kan masih musim kemarau. Kemarin memang turun hujan, tapi intensitasnya sedang,” katanya.

Meski begitu, Armen tetap mengimbau warga yang bermukim di dekat hulu sungai yang berhulu ke Sinabung untuk tetap waspada. Karena jika hujan deras, potensi terjadinya banjir lahar ini masih sangat  besar.

Hal senada juga dikatakan Kalak BPBD Karo, Martin Sitepu. “Banjir lahar terjadi kalau hujan deras, sekarang kan lagi musim kemarau. Disinggung, apakah pihaknya sudah melakukan peninjauan ke lapangan terkait kemungkinan jebolnya bendungan Lau Borus, Martin Sitepu menanggapi hal tersebut dengan santai. “Ah,nggak ada itu,” tandasnya.

Gunung Sinabung saat erupsi besar, Rabu (2/8/2017) pagi.

KARO, SUMUTPOS.CO – Sehari setelah erupsi dahsyat disertai luncuran awan panas sejauh 4,5 km, aktivitas vulkanik Gunung Sinabung kembali tenang. Hingga Kamis (3/8) sore, gunung api yang masih berstatus awas level IV itu tak ada mengalami erupsi. Namun tadi malam sekira pukul 22.06 WIB, terjadi erupsi lagi. Visula tertutup kabut, angin lemah sedang kea rah Timur-Tenggara, Amplitudo 70 mm dengan lama gempa 707 detik.

Gunung yang mulai meletus pada akhir 2010 lalu itu, kemarin hanya mengalami guguran awan panas sebanyak satu kali. “Hari ini Sinabung belum ada mengalami erupsi. Hanya ada guguran awan panas tadi pagi sekitar pukul 5 subuh. Itupun hanya satu kali, Sinabung mulai terlihat tenang,” kata Armen Putra, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung saat dihubungl Sumut Pos, Kamis (3/8) petang.

Meski sudah tenang, namun Armen menegaskan, aktivitas vulkanik dan kegempaan Gunung Sinabung masih sangat tinggi. Karena itu, pihaknya tak bisa memastikan soal sampai kapan gunung tersebut akan tetap bersikap tenang. “Statusnya masih Awas Level IV, kegempaan dan aktivitas vulkaniknya juga masih tinggi. Jadi gunung ini bisa saja sewaktu-waktu erupsi lagi. Memang sangat sulit kita memprediksinya,” aku Armen.

Sementara itu, hasil pemantauan pihaknya, hingga kemarin belum ada tanda-tanda akan terjadinya banjir lahar dingin yang sebelumnya dikawatirkan BNPB bakal terjadi di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung.  “Banjir lahar akan terjadi kalau hujan deras, sekarang kan masih musim kemarau. Kemarin memang turun hujan, tapi intensitasnya sedang,” katanya.

Meski begitu, Armen tetap mengimbau warga yang bermukim di dekat hulu sungai yang berhulu ke Sinabung untuk tetap waspada. Karena jika hujan deras, potensi terjadinya banjir lahar ini masih sangat  besar.

Hal senada juga dikatakan Kalak BPBD Karo, Martin Sitepu. “Banjir lahar terjadi kalau hujan deras, sekarang kan lagi musim kemarau. Disinggung, apakah pihaknya sudah melakukan peninjauan ke lapangan terkait kemungkinan jebolnya bendungan Lau Borus, Martin Sitepu menanggapi hal tersebut dengan santai. “Ah,nggak ada itu,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/