26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Istri Martil Suami hingga Tewas: Aku Capek Dipukuli

Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos Tersangka, Siti Zaleha memperagakan pembunuhan yang terhadap suaminya saat gelar rekontruksi di Mapolsek Medan Labuhan, Jumat (4/12/2015).
Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos
Tersangka, Siti Zaleha memperagakan pembunuhan yang terhadap suaminya saat gelar rekontruksi di Mapolsek Medan Labuhan, Jumat (4/12/2015).

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Siti Zaleha (55), istri pembunuh suaminya, Ali Rahman terlihat bingung saat gelar rekontruksi di Mapolsek Medan Labuhan. Di raut wajahnya tak ada rasa penyesalan. Nenek bercucu satu ini mengaku nekat membunuh suaminya menggunakan martil 5 kilogram (kg) karena sakit hati sering dianiaya, Jumat (4/12).

Dalam rekontruksi 10 adegan itu, Siti Zaleha memperagakan bagaimana awal dari pembunuhan itu terjadi. Tersangka yang lebih dulu terlibat cekcok dengan suaminya, sempat menjadi sasaran pemukulan dan wajahnya diludahi oleh korban.

“Aku sudah capek, dan sakit hati karena selalu dipukuli dan dimarahinya. Itu terjadi sejak kami menikah tahun 1987 lalu,” ucap, Siti Zaleha seusai rekontruksi digelar.

Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (17/10) sekira pukul 04.00 WIB itu, tersangka seusai membersihkan kotoran ludah diwajahnya di kamar mandi sempat duduk termenung di ruang tamu rumahnya yang berada di kawasan Dusun 6 Rawa Badak Desa Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang.

“Sempat aku menangis dan berucap dalam hati, ya Allah kapan siksaan ini berakhir. Kenapa aku selalu jadi korban penyiksaan suamiku,” sebutnya.

Setelah itu, Siti Zaleha mencoba tetap bersabar dan kembali tidur bersama, Ali Rahman suaminya. Rasa sakit hati tersebut rupanya terbawa mimpi, dalam mimpinya ia berteriak minta tolong karena dipukuli korban, sampai akhirnya tersangka terjaga dari tidurnya.

“Aku tak sadar kalau itu mimpi, makanya aku banguni dia dan bilang kenapa bapak memukuli aku lagi. Tapi, wajahku malah diludahi dan kepalaku dipukul sama dia,” tutur tersangka.

Mendapat perlakukan kasar, Siti Zaleha kembali duduk termenung di atas ranjang di kamar tidurnya. Sedangkan, Ali Rahman balik tertidur tanpa memperdulikan istrinya. Tersangka terbalut emosi kemudian mengambil sebuah martil yang berada tak jauh dari lemari di kamar tersebut.

“Awalnya, aku pukul kepalanya dua kali pakai martil, karena dia bangun merintih kesakitan aku pukul lagi kepalanya sampai dia terkapar,” ungkapnya.

Melihat suaminya masih bergerak sambil merintih kesakitan, tersangka kembali memukul dada dan kemaluan korban berulang kali menggunakan martil. Untuk memastikan suaminya telah tewas, Siti Zaleha menghantamkan martil di tangannya ke arah kening korban.

“Setelah aku banguni anakku, bilang lihat bapak mu sudah bapak bunuh. Lalu aku berlari ke luar rumah bermaksud menyerahkan diri ke polisi, tapi di jalan bertemu pak Kepala Dusun,” terang, Siti Zaleha.

Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos Tersangka, Siti Zaleha memperagakan pembunuhan yang terhadap suaminya saat gelar rekontruksi di Mapolsek Medan Labuhan, Jumat (4/12/2015).
Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos
Tersangka, Siti Zaleha memperagakan pembunuhan yang terhadap suaminya saat gelar rekontruksi di Mapolsek Medan Labuhan, Jumat (4/12/2015).

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Siti Zaleha (55), istri pembunuh suaminya, Ali Rahman terlihat bingung saat gelar rekontruksi di Mapolsek Medan Labuhan. Di raut wajahnya tak ada rasa penyesalan. Nenek bercucu satu ini mengaku nekat membunuh suaminya menggunakan martil 5 kilogram (kg) karena sakit hati sering dianiaya, Jumat (4/12).

Dalam rekontruksi 10 adegan itu, Siti Zaleha memperagakan bagaimana awal dari pembunuhan itu terjadi. Tersangka yang lebih dulu terlibat cekcok dengan suaminya, sempat menjadi sasaran pemukulan dan wajahnya diludahi oleh korban.

“Aku sudah capek, dan sakit hati karena selalu dipukuli dan dimarahinya. Itu terjadi sejak kami menikah tahun 1987 lalu,” ucap, Siti Zaleha seusai rekontruksi digelar.

Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (17/10) sekira pukul 04.00 WIB itu, tersangka seusai membersihkan kotoran ludah diwajahnya di kamar mandi sempat duduk termenung di ruang tamu rumahnya yang berada di kawasan Dusun 6 Rawa Badak Desa Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang.

“Sempat aku menangis dan berucap dalam hati, ya Allah kapan siksaan ini berakhir. Kenapa aku selalu jadi korban penyiksaan suamiku,” sebutnya.

Setelah itu, Siti Zaleha mencoba tetap bersabar dan kembali tidur bersama, Ali Rahman suaminya. Rasa sakit hati tersebut rupanya terbawa mimpi, dalam mimpinya ia berteriak minta tolong karena dipukuli korban, sampai akhirnya tersangka terjaga dari tidurnya.

“Aku tak sadar kalau itu mimpi, makanya aku banguni dia dan bilang kenapa bapak memukuli aku lagi. Tapi, wajahku malah diludahi dan kepalaku dipukul sama dia,” tutur tersangka.

Mendapat perlakukan kasar, Siti Zaleha kembali duduk termenung di atas ranjang di kamar tidurnya. Sedangkan, Ali Rahman balik tertidur tanpa memperdulikan istrinya. Tersangka terbalut emosi kemudian mengambil sebuah martil yang berada tak jauh dari lemari di kamar tersebut.

“Awalnya, aku pukul kepalanya dua kali pakai martil, karena dia bangun merintih kesakitan aku pukul lagi kepalanya sampai dia terkapar,” ungkapnya.

Melihat suaminya masih bergerak sambil merintih kesakitan, tersangka kembali memukul dada dan kemaluan korban berulang kali menggunakan martil. Untuk memastikan suaminya telah tewas, Siti Zaleha menghantamkan martil di tangannya ke arah kening korban.

“Setelah aku banguni anakku, bilang lihat bapak mu sudah bapak bunuh. Lalu aku berlari ke luar rumah bermaksud menyerahkan diri ke polisi, tapi di jalan bertemu pak Kepala Dusun,” terang, Siti Zaleha.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/