25 C
Medan
Wednesday, December 4, 2024
spot_img

Dokternya Abang Adik, Janin Dibuang ke Septic Tank

Foto: Gibson/PM Septic tank Klinik Budi Mulia dibongkar. Ditemukan tulang, gumpalan daging dan darah dari septic tank itu. Diduga janin hasil praktik aborsi.
Foto: Gibson/PM
Septic tank Klinik Budi Mulia dibongkar. Ditemukan tulang, gumpalan daging dan darah dari septic tank itu. Diduga janin hasil praktik aborsi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tidak hanya menggerebek isi dalam dari klinik Budi Mulia di Jalan Medan-Binjai, Km 13,5, Desa Sei Semayang, Kabupaten Deliserdang, polisi juga menyisir lantai I. Tepat di ruangan aborsi, pihak berwajib membongkar sebuah septic tank yang ada di sisi kiri depan klinik itu.

Hasilnya, didapati gumpalan daging dan darah yang diduga janin yang telah diaborsi. Selanjutnya, polisi mengangkat gumpalan daging dan darah yang sudah sangat bau busuk itu, lalu memasukkannya ke dalam 18 plastik kresek warna hitam. Lalu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk diperiksa.

“Kita juga menemukan tulang halus ukuran 5 cm. Namun, kita tunggu dulu hasil pemeriksaan tim forensik,” ujar Kasubdit III/Jahtanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut, AKBP Faisal Napitupulu saat di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

Lebih lanjut, disebut Faisal kalau pasien yang menggugurkan kandungannya juga dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara. Itu karena kondisi wanita asal Kota Pinang masih lemah, usai menjalani aborsi. Namun, disebut Faisal jika MS, juga akan menjadi tersangka.

“Anehnya, kedua dokter yang kita amankan itu, bukanlah Dokter Obgin. Kedua Dokter yang merupakan abang beradik itu, dokter umum saja. Dari penyelidikan kita, sudah 30 kali lebih mereka melakukan aborsi di klinik itu. Untuk harganya, mulai Rp 2,5 juta sampai Rp 5 juta, ” tandasnya.

Sementara itu, MS yang ditemui kru koran ini di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, mengaku nekad menggugurkan kandungannya karena kekasihnya tidak bertanggung jawab dan melarikan diri.

MS mengaku, kandungan yang digugurkannya berusia 1 bulan. Diakuinya, dirinya mengetahui Klinik Budi Mulia 2 dari teman-temannya. Kebetulan, MS tinggal tak jauh dari TKP.

“Orang tuaku di Kota Pinang. Awalnya aku ke Medan, untuk kuliah. Tapi sejak 6 bulan lalu, aku sudah nggak kuliah lagi di Universitas Panca Budi dan aku bekerja di PT Hockindo,” ujarnya singkat.(mag-1/ala)

Foto: Gibson/PM Septic tank Klinik Budi Mulia dibongkar. Ditemukan tulang, gumpalan daging dan darah dari septic tank itu. Diduga janin hasil praktik aborsi.
Foto: Gibson/PM
Septic tank Klinik Budi Mulia dibongkar. Ditemukan tulang, gumpalan daging dan darah dari septic tank itu. Diduga janin hasil praktik aborsi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tidak hanya menggerebek isi dalam dari klinik Budi Mulia di Jalan Medan-Binjai, Km 13,5, Desa Sei Semayang, Kabupaten Deliserdang, polisi juga menyisir lantai I. Tepat di ruangan aborsi, pihak berwajib membongkar sebuah septic tank yang ada di sisi kiri depan klinik itu.

Hasilnya, didapati gumpalan daging dan darah yang diduga janin yang telah diaborsi. Selanjutnya, polisi mengangkat gumpalan daging dan darah yang sudah sangat bau busuk itu, lalu memasukkannya ke dalam 18 plastik kresek warna hitam. Lalu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk diperiksa.

“Kita juga menemukan tulang halus ukuran 5 cm. Namun, kita tunggu dulu hasil pemeriksaan tim forensik,” ujar Kasubdit III/Jahtanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut, AKBP Faisal Napitupulu saat di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

Lebih lanjut, disebut Faisal kalau pasien yang menggugurkan kandungannya juga dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara. Itu karena kondisi wanita asal Kota Pinang masih lemah, usai menjalani aborsi. Namun, disebut Faisal jika MS, juga akan menjadi tersangka.

“Anehnya, kedua dokter yang kita amankan itu, bukanlah Dokter Obgin. Kedua Dokter yang merupakan abang beradik itu, dokter umum saja. Dari penyelidikan kita, sudah 30 kali lebih mereka melakukan aborsi di klinik itu. Untuk harganya, mulai Rp 2,5 juta sampai Rp 5 juta, ” tandasnya.

Sementara itu, MS yang ditemui kru koran ini di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, mengaku nekad menggugurkan kandungannya karena kekasihnya tidak bertanggung jawab dan melarikan diri.

MS mengaku, kandungan yang digugurkannya berusia 1 bulan. Diakuinya, dirinya mengetahui Klinik Budi Mulia 2 dari teman-temannya. Kebetulan, MS tinggal tak jauh dari TKP.

“Orang tuaku di Kota Pinang. Awalnya aku ke Medan, untuk kuliah. Tapi sejak 6 bulan lalu, aku sudah nggak kuliah lagi di Universitas Panca Budi dan aku bekerja di PT Hockindo,” ujarnya singkat.(mag-1/ala)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/