31.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Heru Adopsi Tata Kelola KPK

Inspektur Jenderal Heru Winarko (kiri) sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) menggantikan Komisaris Jenderal Budi Waseso yang pensiun.–RAKA DENNY/JAWAPOS

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Pimpinan Badan Narkotika Nasional (BNN) resmi berganti. Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Irjen Heru Winarko sebagai Kepala BNN menggantikan Budi Waseso (Buwas) di Istana Negara, Jakarta, kemarin (1/2). Heru yang berlatar belakang Deputi Penindakan KPK itu diminta meningkatkan integritas lembaga demi mengefektifkan pemberantasan korupsi.

Setelah melantik Heru, Jokowi mengatakan bahwa pihaknya ingin BNN ke depan memiliki standar tata kelola organisasi yang lebih baik. Sebagaimana yang Heru terapkan di lembaga antirasuah saat ini. “(Ingin) Ada standar-standar yang dibawa dari KPK ke BNN,” ujarnya kepada wartawan.

Menurut dia, aspek integritas sangat penting dalam upaya pemberantasan penyalahgunaan narkotika. Sebab, di tengah arus peredaran barang haram itu, ada modal ekonomi yang sangat kuat yang dimiliki para bandar. Hal ini berpotensi mengganggu integritas aparat penegak hukum di lapangan. “Karena di situ peredaran narkoba duitnya gede sekali. Omzetnya gede sekali. Gampang menggoda orang untuk berbuat tidak baik,” imbuhnya.

Dengan cara itu, mantan Walikota Solo itu berharap, jumlah peredaran narkotika di Indonesia bisa menurun, yang gilirannya mengurangi jumlah penyalahgunanya. Di sisi lain, dia juga meminta agar upaya rehabilitasi terus dimaksimalkan.

Dikonfirmasi soal pesan presiden, Heru mengaku siap membawa tata kelola KPK ke BNN. Namun terkait bagaimana mekanismenya, dia enggan membeberkan lebih jauh. Dia hanya menegaskan bahwa perubahan itu diadopsi sesuai konteks yang ada. “Beberapa hal yang menyangkut mengenai bagaimana kinerja lainnya akan disesuaikan di BNN ini,” ujar jenderal kelahiran Jakarta 1962 ini.

Sebagai langkah awal di era kepemimpinannya, jenderal bintang dua itu akan menginventarisir semua persoalan kelembagaan untuk dievaluasi. Semua program terdahulu yang dinilai baik akan dilanjutkannya.

Heru juga membantah anggapan yang menilai dirinya minim pengalaman di dunia pemberantasan narkotika. Selama 33 tahun berkarier setelah lulus Akpol pada 1985, sebagian besar kariernya menjadi reserse. “Saya banyak di bidang reserse, di situ juga (menangani) narkoba,” ujarnya. Selain itu, saat menjabat Kapolres Jakarta Pusat dan Kapolda Lampung, banyak permasalahan narkoba yang ditangani.

Lebih lanjut lagi, Heru juga menilai proses penanganan korupsi tidak jauh berbeda dengan narkotika. Bahkan, tahapannya hampir sama. Mulai dari menerima aduan masyarakat, lalu melakukan penyelidikan, penyidikan, hingga pelimpahan kasus. Sama halnya di BNN, di KPK juga ada upaya-upaya untuk melakukan pencegahan.

Sementara itu, mantan Kepala BNN Budi Waseso meyakini bahwa keputusan presiden memilih Heru sebagai penggantinya sudah dikaji dan menjadi pilihan yang terbaik. Apalagi, Heru selama ini dikenal memiliki integritas dan profesionalisme yang baik.

Meski Heru berlatar dari luar BNN, Buwas menilai hal itu tidak menjadi persoalan. “Sepanjang dia punya komitmen yang kuat bisa, itu bisa,” ujarnya ditemui sebelum pelantikan.

Inspektur Jenderal Heru Winarko (kiri) sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) menggantikan Komisaris Jenderal Budi Waseso yang pensiun.–RAKA DENNY/JAWAPOS

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Pimpinan Badan Narkotika Nasional (BNN) resmi berganti. Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Irjen Heru Winarko sebagai Kepala BNN menggantikan Budi Waseso (Buwas) di Istana Negara, Jakarta, kemarin (1/2). Heru yang berlatar belakang Deputi Penindakan KPK itu diminta meningkatkan integritas lembaga demi mengefektifkan pemberantasan korupsi.

Setelah melantik Heru, Jokowi mengatakan bahwa pihaknya ingin BNN ke depan memiliki standar tata kelola organisasi yang lebih baik. Sebagaimana yang Heru terapkan di lembaga antirasuah saat ini. “(Ingin) Ada standar-standar yang dibawa dari KPK ke BNN,” ujarnya kepada wartawan.

Menurut dia, aspek integritas sangat penting dalam upaya pemberantasan penyalahgunaan narkotika. Sebab, di tengah arus peredaran barang haram itu, ada modal ekonomi yang sangat kuat yang dimiliki para bandar. Hal ini berpotensi mengganggu integritas aparat penegak hukum di lapangan. “Karena di situ peredaran narkoba duitnya gede sekali. Omzetnya gede sekali. Gampang menggoda orang untuk berbuat tidak baik,” imbuhnya.

Dengan cara itu, mantan Walikota Solo itu berharap, jumlah peredaran narkotika di Indonesia bisa menurun, yang gilirannya mengurangi jumlah penyalahgunanya. Di sisi lain, dia juga meminta agar upaya rehabilitasi terus dimaksimalkan.

Dikonfirmasi soal pesan presiden, Heru mengaku siap membawa tata kelola KPK ke BNN. Namun terkait bagaimana mekanismenya, dia enggan membeberkan lebih jauh. Dia hanya menegaskan bahwa perubahan itu diadopsi sesuai konteks yang ada. “Beberapa hal yang menyangkut mengenai bagaimana kinerja lainnya akan disesuaikan di BNN ini,” ujar jenderal kelahiran Jakarta 1962 ini.

Sebagai langkah awal di era kepemimpinannya, jenderal bintang dua itu akan menginventarisir semua persoalan kelembagaan untuk dievaluasi. Semua program terdahulu yang dinilai baik akan dilanjutkannya.

Heru juga membantah anggapan yang menilai dirinya minim pengalaman di dunia pemberantasan narkotika. Selama 33 tahun berkarier setelah lulus Akpol pada 1985, sebagian besar kariernya menjadi reserse. “Saya banyak di bidang reserse, di situ juga (menangani) narkoba,” ujarnya. Selain itu, saat menjabat Kapolres Jakarta Pusat dan Kapolda Lampung, banyak permasalahan narkoba yang ditangani.

Lebih lanjut lagi, Heru juga menilai proses penanganan korupsi tidak jauh berbeda dengan narkotika. Bahkan, tahapannya hampir sama. Mulai dari menerima aduan masyarakat, lalu melakukan penyelidikan, penyidikan, hingga pelimpahan kasus. Sama halnya di BNN, di KPK juga ada upaya-upaya untuk melakukan pencegahan.

Sementara itu, mantan Kepala BNN Budi Waseso meyakini bahwa keputusan presiden memilih Heru sebagai penggantinya sudah dikaji dan menjadi pilihan yang terbaik. Apalagi, Heru selama ini dikenal memiliki integritas dan profesionalisme yang baik.

Meski Heru berlatar dari luar BNN, Buwas menilai hal itu tidak menjadi persoalan. “Sepanjang dia punya komitmen yang kuat bisa, itu bisa,” ujarnya ditemui sebelum pelantikan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/