31.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Demo Sopir Taksi Ricuh, Jokowi-JK pun Terjebak Macet

Berdasarkan pantauan lapangan, aksi mogok sopir di Jakarta Timur dipusatkan di terminal Kampung Melayu. Angkutan kota yang biasa beroperasi, terparkir di terminal tersebut. Mereka memilih tidak beroperasi. Sementara, sebagian sopir malah membajak angkutan lain yang tetap beroperasi. Insiden itu terjadi di Jalan Mayjend Soetoyo.

Angkot yang tetap beroperasi dibajak lalu dijadikan armada untuk sweaping Angkot lain. Aksi sweaping itu menimpa Muhammad Ali (36). Sopir angkot 06A jurusan Jatinegara–Gandaria itu dihentikan Angkot lain tepat di depan Pusat Grosir Cililitan (PGC). Tiba-tiba saja, angkot yang sudah dipenuhi pembajak menghadang angkot yang sedang dikemudikan Ali.

Warga asal Kalimalang itu terpaksa berhenti. Melihat gelagat yang membahayakan, penumpang di Angkot Ali berhamburan. Mereka terdiam melihat Ali dikepung para pelaku sweaping.

”Berhenti. Berhenti lu,” ujar para pendemo sambil menunjuk-nunjuk dari depan.

Wajah Ali pucat pasi. Dia tidak bisa melawan. Di depannya berdiri belasan orang yang sedang marah. Saat mengejar angkot yang dikemudikan ALI, para pelaku sweaping itu tidak hanya memenuhi tempat duduk penumpang. sebagian malah duduk di atas kap angkot yang dibajak.

”Nanti kalau berhasil (desakan) di DPR, lu juga yang ngerasain enaknya. Lu nggak denger teman-teman lu pada berjuang,” ujarnya.

”Kalau lu nggak mau ikut demo, ya, nggak usah narik. Goblok, lu,” ujar yang lain.

Ali terpaku di kursi sopir. Dia tidak bisa keluar untuk memberi penjelasan. Pintu dan sekeliling angkotnya dikepung. Dia pun mengalah. Lalu mesin angkot dimatikan. Setelah puas, para pelaku sweeping melanjutkan perjalanan. Traffic light tanda stop tak digubris. Bunyi klakson angkot itu membuat pengendara lain takut. Dia melaju ke arah Jalan Raya Bogor.

”Ayo, jalan ke Pasar rebo,” teriak sopir yang men sweeping.

Ali -sapaan Akrabnya- mengaku kenal baik dengan pelaku sweeping. Mereka merupakan sesama sopir yang beroperasi di rute yang sama. Tetapi, dia menolak ikut dalam rombongan demonstrasi.

”Kalau nggak narik sehari, mau makan apa istri dan anak di rumah,” ujarnya kemarin.

Saat kejadian, angkot Ali memang sedang penuh penumpang. Tetapi, dia menolak disebut memanfaatkan kesempatan sepinya angkot yang beroperasi. Menurut dia, anak dan istrinya tetap harus dinafkahi. Karena itu, dia memilih tetap menjalankan tugasnya sehari-hari.

”Bukannya nggak ikut solidaritas, tetapi kalau pulang demo anak minta jajan, mau beli pakai apa,” katanya.

Sementara itu, akibat mogok massal itu, penumpang telantar. Mereka terpaksa menggunakan bus sekolah yang disiagakan Dishubtras DKI di Kampung Melayu. Tetapi, masalah tidak selesai. karena jumlah bus sekolah terbatas, anak-anak sekolah yang biasa menumpang bus kuning itu telantar. Bus mereka dipenuhi para pekerja yang pulang pada sore hari. Mereka terpaksa mengalah.

”Nunggu aja, sampai bus nya kembali lagi,” ujar Nabila, pelajar SDN 05 pagi Cipinang.

Dihubungi terpisah, Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis PT Express Trasindo Utama David Santoso mengatakan, pihaknya mengakui demo itu sudah diketahui perusahaan. Namun, dia tidak menyangka kalau aksi yang dilakukan para driver menjadi anarkis. ’’Tidak ada yang meninginkan hal itu,’’ ujarnya.

Perusahaan, sebenarnya sudah memberikan himbauan kepada pengemudi taksi untuk tidak ikut berdemo. Namun, pihaknya juga tidak bisa menghalangi pengemudi yang ingin menyampaikan aspirasi. Oleh sebab itu, Express meminta kepada pengemudi yang masih beroperasi untuk menghindari lokasi demo.

Untuk pengemudi yang dihentikan para pengunjuk rasa, perusahaan sudah memberi instruksi agar mengutamakan keselamatan penumpang sampai tujuan. Sebenarnya, kata David, perusahaan tidak bertanggungjawab terhadap aksi itu. Sebab, aksi murni dari pengemudi yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) se-Jabodetabek.

Berdasarkan pantauan lapangan, aksi mogok sopir di Jakarta Timur dipusatkan di terminal Kampung Melayu. Angkutan kota yang biasa beroperasi, terparkir di terminal tersebut. Mereka memilih tidak beroperasi. Sementara, sebagian sopir malah membajak angkutan lain yang tetap beroperasi. Insiden itu terjadi di Jalan Mayjend Soetoyo.

Angkot yang tetap beroperasi dibajak lalu dijadikan armada untuk sweaping Angkot lain. Aksi sweaping itu menimpa Muhammad Ali (36). Sopir angkot 06A jurusan Jatinegara–Gandaria itu dihentikan Angkot lain tepat di depan Pusat Grosir Cililitan (PGC). Tiba-tiba saja, angkot yang sudah dipenuhi pembajak menghadang angkot yang sedang dikemudikan Ali.

Warga asal Kalimalang itu terpaksa berhenti. Melihat gelagat yang membahayakan, penumpang di Angkot Ali berhamburan. Mereka terdiam melihat Ali dikepung para pelaku sweaping.

”Berhenti. Berhenti lu,” ujar para pendemo sambil menunjuk-nunjuk dari depan.

Wajah Ali pucat pasi. Dia tidak bisa melawan. Di depannya berdiri belasan orang yang sedang marah. Saat mengejar angkot yang dikemudikan ALI, para pelaku sweaping itu tidak hanya memenuhi tempat duduk penumpang. sebagian malah duduk di atas kap angkot yang dibajak.

”Nanti kalau berhasil (desakan) di DPR, lu juga yang ngerasain enaknya. Lu nggak denger teman-teman lu pada berjuang,” ujarnya.

”Kalau lu nggak mau ikut demo, ya, nggak usah narik. Goblok, lu,” ujar yang lain.

Ali terpaku di kursi sopir. Dia tidak bisa keluar untuk memberi penjelasan. Pintu dan sekeliling angkotnya dikepung. Dia pun mengalah. Lalu mesin angkot dimatikan. Setelah puas, para pelaku sweeping melanjutkan perjalanan. Traffic light tanda stop tak digubris. Bunyi klakson angkot itu membuat pengendara lain takut. Dia melaju ke arah Jalan Raya Bogor.

”Ayo, jalan ke Pasar rebo,” teriak sopir yang men sweeping.

Ali -sapaan Akrabnya- mengaku kenal baik dengan pelaku sweeping. Mereka merupakan sesama sopir yang beroperasi di rute yang sama. Tetapi, dia menolak ikut dalam rombongan demonstrasi.

”Kalau nggak narik sehari, mau makan apa istri dan anak di rumah,” ujarnya kemarin.

Saat kejadian, angkot Ali memang sedang penuh penumpang. Tetapi, dia menolak disebut memanfaatkan kesempatan sepinya angkot yang beroperasi. Menurut dia, anak dan istrinya tetap harus dinafkahi. Karena itu, dia memilih tetap menjalankan tugasnya sehari-hari.

”Bukannya nggak ikut solidaritas, tetapi kalau pulang demo anak minta jajan, mau beli pakai apa,” katanya.

Sementara itu, akibat mogok massal itu, penumpang telantar. Mereka terpaksa menggunakan bus sekolah yang disiagakan Dishubtras DKI di Kampung Melayu. Tetapi, masalah tidak selesai. karena jumlah bus sekolah terbatas, anak-anak sekolah yang biasa menumpang bus kuning itu telantar. Bus mereka dipenuhi para pekerja yang pulang pada sore hari. Mereka terpaksa mengalah.

”Nunggu aja, sampai bus nya kembali lagi,” ujar Nabila, pelajar SDN 05 pagi Cipinang.

Dihubungi terpisah, Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis PT Express Trasindo Utama David Santoso mengatakan, pihaknya mengakui demo itu sudah diketahui perusahaan. Namun, dia tidak menyangka kalau aksi yang dilakukan para driver menjadi anarkis. ’’Tidak ada yang meninginkan hal itu,’’ ujarnya.

Perusahaan, sebenarnya sudah memberikan himbauan kepada pengemudi taksi untuk tidak ikut berdemo. Namun, pihaknya juga tidak bisa menghalangi pengemudi yang ingin menyampaikan aspirasi. Oleh sebab itu, Express meminta kepada pengemudi yang masih beroperasi untuk menghindari lokasi demo.

Untuk pengemudi yang dihentikan para pengunjuk rasa, perusahaan sudah memberi instruksi agar mengutamakan keselamatan penumpang sampai tujuan. Sebenarnya, kata David, perusahaan tidak bertanggungjawab terhadap aksi itu. Sebab, aksi murni dari pengemudi yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) se-Jabodetabek.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/