28 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Lima Bom: Pelaku Tiga Keluarga

Dita Supriyanto (sang ayah), bersama istri dan keempat anaknya, yang melakukan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5).

SUMUTPOS.CO – Setelah bom bunuh diri yang meledak di tiga gereja, Minggu (13/5) pagi, disusul bom di Sidoarjo Minggu malam, bom bunuh diri kelima meledak di Mako Polrestabes Surabaya, Senin (14/5) pagi sekitar pukul 08.50 WIB.

Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera menyebut, 10 korban luka terdiri dari 4 anggota polisi, 6 dari masyarakat yang hendak meminta layanan di Mapolrestabes Surabaya. “Korban anggota kepolisian daerah Jatim sudah dirujuk ke RS Bhayangkara,” ujar Frans Barung.

Informasi yang didapat, benda yang diduga bom meledak di depan pos pintu penjagaan sisi Timur. Dari rekaman CCTV, benda tersebut diduga dibawa dua orang yang berboncengan. Saat itu keduanya mau masuk ke dalam Mapolrestabes Surabaya.

Di pos penjagaan tersebut ada empat orang anggota yang berjaga. Motor masuk melalui sisi kiri mobil Toyota Avanza hitam. Saat petugas hendak memeriksa motor, tiba-tiba ledakan terjadi. Selain polisi, ada juga masyarakat yang jadi korban.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyebut, terduga pelaku bom bunuh diri Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5) pagi, merupakan satu keluarga. Pelaku lima orang, salah satunya anak kecil, mengendarai dua sepeda motor. Empat pelaku tewas, sedang si anak masih selamat.

“Mereka satu keluarga lagi, lima orang, satunya anak kecil. Empat pelaku meninggal, si anak terlempar, masih selamat,” ungkap Kapolri saat menyampaikan keterangan pers, beberapa saat lalu.

Tidak ada korban jiwa dari pihak kepolisian. “Tapi ada yang terluka,” kata Tito. Polisi bisa dengan cepat melakukan identifikasi pelaku, karena sebenarnya mereka juga dalam proses pengejaran. “Mereka bagian dari kelompok Dita (Dita Oeprianto, otak pengeboman tiga gereja di Surabaya, red),” ujar Tito.

Dari Kartu Keluarga (KK) pelaku pengeboman yang ditemukan polisi, diketahui pelaku masih satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak. Mereka adalah Tri Murtiono, 50, selaku kepala keluarga; Tri Ernawati, 43, istri Murtiono; Ais, putri Murtiono. Ketiganya ada di motor Honda Supra nopol L 3559 D yang berada paling depan saat masuk ke dalam Mapolrestabes Surabaya.

Sedangkan dua motor di belakang ditunggangi M. Daffa Amin Murdana, 18, dan M. Dary Satria, 14. Keduanya juga anak laki-laki dari Tri Murtiono dan Tri Ernawati. Mereka mengendarai Honda Beat L 6629 NN.

Dita Supriyanto (sang ayah), bersama istri dan keempat anaknya, yang melakukan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5).

SUMUTPOS.CO – Setelah bom bunuh diri yang meledak di tiga gereja, Minggu (13/5) pagi, disusul bom di Sidoarjo Minggu malam, bom bunuh diri kelima meledak di Mako Polrestabes Surabaya, Senin (14/5) pagi sekitar pukul 08.50 WIB.

Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera menyebut, 10 korban luka terdiri dari 4 anggota polisi, 6 dari masyarakat yang hendak meminta layanan di Mapolrestabes Surabaya. “Korban anggota kepolisian daerah Jatim sudah dirujuk ke RS Bhayangkara,” ujar Frans Barung.

Informasi yang didapat, benda yang diduga bom meledak di depan pos pintu penjagaan sisi Timur. Dari rekaman CCTV, benda tersebut diduga dibawa dua orang yang berboncengan. Saat itu keduanya mau masuk ke dalam Mapolrestabes Surabaya.

Di pos penjagaan tersebut ada empat orang anggota yang berjaga. Motor masuk melalui sisi kiri mobil Toyota Avanza hitam. Saat petugas hendak memeriksa motor, tiba-tiba ledakan terjadi. Selain polisi, ada juga masyarakat yang jadi korban.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyebut, terduga pelaku bom bunuh diri Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5) pagi, merupakan satu keluarga. Pelaku lima orang, salah satunya anak kecil, mengendarai dua sepeda motor. Empat pelaku tewas, sedang si anak masih selamat.

“Mereka satu keluarga lagi, lima orang, satunya anak kecil. Empat pelaku meninggal, si anak terlempar, masih selamat,” ungkap Kapolri saat menyampaikan keterangan pers, beberapa saat lalu.

Tidak ada korban jiwa dari pihak kepolisian. “Tapi ada yang terluka,” kata Tito. Polisi bisa dengan cepat melakukan identifikasi pelaku, karena sebenarnya mereka juga dalam proses pengejaran. “Mereka bagian dari kelompok Dita (Dita Oeprianto, otak pengeboman tiga gereja di Surabaya, red),” ujar Tito.

Dari Kartu Keluarga (KK) pelaku pengeboman yang ditemukan polisi, diketahui pelaku masih satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak. Mereka adalah Tri Murtiono, 50, selaku kepala keluarga; Tri Ernawati, 43, istri Murtiono; Ais, putri Murtiono. Ketiganya ada di motor Honda Supra nopol L 3559 D yang berada paling depan saat masuk ke dalam Mapolrestabes Surabaya.

Sedangkan dua motor di belakang ditunggangi M. Daffa Amin Murdana, 18, dan M. Dary Satria, 14. Keduanya juga anak laki-laki dari Tri Murtiono dan Tri Ernawati. Mereka mengendarai Honda Beat L 6629 NN.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/